Di sebuah pesta pernikahan, datanglah seorang lelaki paruh baya membawa hadiah gambar dua buah roda yang terbingkai dengan indahnya, sebagai kado untuk kedua mempelai. Yang satu adalah gambar sebuah roda mobil mewah masa kini, dan yang satu lagi gambar sebuah roda motor butut era 70-an. Hadiah yang tak biasanya diberikan untuk orang yang menikah.
Heran bercampur bingung, sang mempelai pria yang juga seorang pengusaha muda sukses di daerahnya, tak ambil pusing dengan hadiah itu. Namun karena masih penasaran, selepas pesta dilihatnya lagi hadiah itu dan disimpannya baik-baik di teras belakang rumahnya hingga bertahun-tahun lamanya.
Sang pemberi hadiah adalah mantan bosnya dulu yang dianggapnya juga sebagai guru karena telah mengajarkan bisnis kepadanya hingga sukses seperti sekarang. Namun sudah lama tak bersua, dan sekalinya bersua langsung memberinya hadiah seperti yang diterimanya saat pesta. Tak banyak pesan yang disampaikan, diam dan pergi berlalu meninggalkannya begitu saja.
Setiap hari dilihatnya gambar dua roda tersebut, tapi tak juga dipahaminya apa maksud dari gambar itu. Hingga suatu ketika, saat masalah datang menimpa yang membawanya di ambang kesulitan, barulah ia memahaminya. Ia bergumam dalam hati seraya menerka pesan tersirat yang membawanya kepada hikmah.
“Dua roda itu adalah lambang hidupmu. Apapun bentuk roda itu ia akan mengalami hal yang sama, berputar mengitari peliknya jalan kehidupan. Kadang ia di atas, kadang pula ia di bawah, tak peduli apakah roda mewah ataukah roda butut, keduanya sama. Yang mewah akan menjadi butut dan yang butut akan menjadi kenangan.
Mungkin sekarang kamu berada di atas tapi mungkin esok kamu akan berada di bawah seperti halnya kedua roda itu. Jikalau di atas janganlah kamu lupa dengan yang di bawah dan jika di bawah janganlah selalu menengok ke atas karena hanya akan membuatmu lupa diri dan tak bersyukur.
Coba lihatlah roda itu, sekali waktu ia kuat dan gagah, tapi sekali waktu hilang sifat kuat dan gagahnya karena tertembus paku jalanan. Sekarang mungkin kamu berada di atas kesuksesan bagaikan roda mobil yang mewah, selalu dihargai dan dipandang orang, terlebih dengan tampak kuat dan gagahnya dirimu dalam mengarungi kehidupan, tapi kelak kamu akan rapuh dan hanya akan menjadi kenangan sebagaimana roda butut itu yang hanya menjadi kenangan dan sejarah masa lalu, bagai sampah dan terlupakan. Tapi ingatlah kedua roda itu akan selalu berputar dan terus berputar mengitari getirnya zaman. Tetaplah rendah hati dan bijaksana. Dan tetaplah jauhi sifat sombong dan angkuh, karena hidupmu hanya sementara dan tak lebih dari sebuah roda yang selalu kan berputar.”
Seketika tersadarlah ia, betapa dalamnya makna yang terkandung dalam gambar tersebut, terbingkai dengan indahnya sebagaimana indahnya pesan yang ingin disampaikan mantan bosnya dulu yang juga gurunya itu, bahwa hidup adalah roda zaman yang kan terus berputar.
Sumber: Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar