Kisah ini terjadi pada masa perang saudara di Amerika. Saat itu, presiden AS, Abraham Lincoln berada di sebuah resepsi. Dan di dalam resepsi itu, ia memberikan pidatonya mengenai pendapatnya tentang musuhnya dari pihak Selatan. Di dalam pidato itulah Abraham Lincoln berkata, "Mereka-mereka adalah orang yang sedang membuat kesalahan. Mereka bukanlah musuh yang harus dibasmi". Kalimat itu, membuat beberapa orang tidak senang. Bahkan, saat itu ada seorang ibu-ibu yang dengan keras menegurnya. "Anda harusnya malu. Mereka telah bermusuhan dengan kita. Seharusnya Anda berpikir bagaimana menghancurkan para musuh itu!". Lantas, dengan tenang Abraham Lincoln berkata, "Nyonya. Bukankah kita sudah menghancurkan musuh kita dengan menjadikannya sebagai sahabat kita?"
Pikiran kita seringkali dikotori dengan keinginan kita untuk melumatkan dan menghancurkan musuh kita. Atau umumnya, keinginan melihat musuh kita menderita hidupnya. Tetapi, dengan cara demikian, hidup dan energi kita menjadi negatif. Kita menjadi terbebani dan hidup kita menjadi lebih mundur. Daripada mencari musuh untuk diperangi, saatnya buat kita untuk belajar bekerjasama dengan orang lain, meskipun dengan orang yang tidak se-ide dengan kita sekalipun. Memang hal ini tidaklah mudah tetapi jauh lebih sulit hidup dalam ketakutan dan ancaman karena merasa ada musuh di mana-mana. Hari ini, pelajaran penting dari Abraham Lincoln buat kita adalah, "Kalau kita ingin hidup damai dan bahagia, berhentilah memandang orang lain sebagai musuh. Pandanglah mereka sebagai orang yang belum mengerti, masih membuat kesalahan dan berhentilah membenci mereka". Terlalu sayang, kehidupan kita yang pendek dihabiskan untuk membenci orang yang tidak kita sukai.
***
Sumber: Facebook / Setitik Embun Inspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar