Suatu ketika, di sebuah daerah miskin di kota London, Inggris, seorang anak bernama Pierre sedang menunggui ibunya yang sakit. Karena ia tak ingin membuat ibunya sedih, ia berusaha untuk bernyanyi, tersenyum, dan menyeka air matanya secara jantan.
Ketika ia melihat keluar jendelanya, ia melihat seseorang membawa poster yang mengabarkan bahwa seorang wanita penyanyi hebat akan tampil menyanyi di depan umum malam itu. “Andai aku bisa pergi..” kata Pierre. Sebab, Pierre sangatlah menyukai musik yang bisa menghibur hatinya. Tapi tiba-tiba matanya menjadi bersinar, dan ia berkata “Aku akan mencobanya!” Setelah itu, ia mengendap-endap dan mengambil sebuah gulungan kertas sambil memandang ibunya yang sedang tidur. Ia pun segera berlari ke jalan dan menuju apartemen sang penyanyi.
“Siapa yang sedang menungguku?” kata sang penyanyi pada pelayannya. “Hanya seorang anak kecil lucu yang membawa gulungan kecil. Katanya Nyonya tak akan menyesal jika bertemu dengannya, dan ia tak akan menyita waktu Nyonya.” “Baiklah, bawa dia ke sini. Aku tak bisa menolak anak-anak.” Kata sang penyanyi. Pierre pun masuk ke apartemen megah tempat sang penyanyi berada dengan rasa takut. Ia pun memberanikan diri untuk berkata padanya.
“Aku datang menemui Nyonya karena ibuku sedang sakit, dan kami terlalu miskin untuk membeli makanan dan obat. Jadi, seandainya Nyonya mau menyanyikan laguku di depan publik, mungkin ada orang yang mau membeli lagu tersebut sehingga aku bisa mendapat uang untuk membeli makanan dan obat untuk ibuku.” Sang penyanyi pun mengambil gulungan Pierre, dan melihatnya.
“Apakah kau yang mengarang lagu dan menulis semua ini? Kau, yang masih kecil?” Tanya sang penyanyi dengan kaget. “Maukah kau datang ke konserku malam ini?” “Oh, pasti aku ingin sekali, tapi aku tak bisa meninggalkan ibuku sendiri.” Jawab Pierre. “Jangan khawatir, aku akan mengirim seseorang untuk menjaga ibumu. Ambillah uang ini untuk membeli makanan dan obat. Dan ini ada sebuah tiket agar nanti kau bisa duduk di sebelahku.”
Pierre pun merasa senang akan kebaikan sang penyanyi tadi. Ia berjalan dengan gembira di sepanjang jalan, lalu membeli buah-buahan untuk ibunya. Ia pun menangis terharu dan menceritakan kebaikan sang penyanyi pada ibunya.
Saat konser tiba, Pierre duduk di kursinya dan merasa kagum dengan gemerlapnya lampu di panggung. Ia merasa tak percaya bahwa seorang penyanyi ternama mau menyanyikan lagunya.
Sang penyanyi pun naik ke panggung, dan mulai menyanyikan lagunya. Lagunya sangat indah, sehingga para penonton menitikkan air mata bahkan sebelum lagu itu selesai. Pierre pun tertegun dan sangat kagum. Ia takut kalau-kalau ia harus bangun karena ini hanyalah sebuah mimpi. Tapi ini semua bukan mimpi. Ini kenyataan.
Di hari berikutnya, sang penyanyi mengunjungi Pierre dan ibunya di rumah. Ia pun membawa sebuah kabar gembira untuk mereka. “Anak ibu telah memberi ibu keberuntungan. Tadi pagi, seseorang menawar untuk membeli lagu karangan anak ibu sebanyak 300 poundsterling. Dan setelah ia mendapat jumlah tertentu untuk penjualan lagu itu, Pierre akan mendapat royalti. Ibu harus bersyukur mempunyai anak seperti Pierre.” Pierre dan ibunya pun terharu, dan langsung bersyukur pada Tuhan yang selalu ada dan selalu menolong mereka di setiap keadaan, senang maupun susah.
Setelah kejadian itu, tahun-tahun pun berlalu. Pierre tak pernah melupakan orang yang telah berbuat baik padanya. Ketika sang penyanyi telah berbaring tak berdaya di tempat tidurnya, seseorang yang selalu merawat dan menghiburnya di saat-saat terakhir tak lain adalah Pierre sendiri.
Ketika ia melihat keluar jendelanya, ia melihat seseorang membawa poster yang mengabarkan bahwa seorang wanita penyanyi hebat akan tampil menyanyi di depan umum malam itu. “Andai aku bisa pergi..” kata Pierre. Sebab, Pierre sangatlah menyukai musik yang bisa menghibur hatinya. Tapi tiba-tiba matanya menjadi bersinar, dan ia berkata “Aku akan mencobanya!” Setelah itu, ia mengendap-endap dan mengambil sebuah gulungan kertas sambil memandang ibunya yang sedang tidur. Ia pun segera berlari ke jalan dan menuju apartemen sang penyanyi.
“Siapa yang sedang menungguku?” kata sang penyanyi pada pelayannya. “Hanya seorang anak kecil lucu yang membawa gulungan kecil. Katanya Nyonya tak akan menyesal jika bertemu dengannya, dan ia tak akan menyita waktu Nyonya.” “Baiklah, bawa dia ke sini. Aku tak bisa menolak anak-anak.” Kata sang penyanyi. Pierre pun masuk ke apartemen megah tempat sang penyanyi berada dengan rasa takut. Ia pun memberanikan diri untuk berkata padanya.
“Aku datang menemui Nyonya karena ibuku sedang sakit, dan kami terlalu miskin untuk membeli makanan dan obat. Jadi, seandainya Nyonya mau menyanyikan laguku di depan publik, mungkin ada orang yang mau membeli lagu tersebut sehingga aku bisa mendapat uang untuk membeli makanan dan obat untuk ibuku.” Sang penyanyi pun mengambil gulungan Pierre, dan melihatnya.
“Apakah kau yang mengarang lagu dan menulis semua ini? Kau, yang masih kecil?” Tanya sang penyanyi dengan kaget. “Maukah kau datang ke konserku malam ini?” “Oh, pasti aku ingin sekali, tapi aku tak bisa meninggalkan ibuku sendiri.” Jawab Pierre. “Jangan khawatir, aku akan mengirim seseorang untuk menjaga ibumu. Ambillah uang ini untuk membeli makanan dan obat. Dan ini ada sebuah tiket agar nanti kau bisa duduk di sebelahku.”
Pierre pun merasa senang akan kebaikan sang penyanyi tadi. Ia berjalan dengan gembira di sepanjang jalan, lalu membeli buah-buahan untuk ibunya. Ia pun menangis terharu dan menceritakan kebaikan sang penyanyi pada ibunya.
Saat konser tiba, Pierre duduk di kursinya dan merasa kagum dengan gemerlapnya lampu di panggung. Ia merasa tak percaya bahwa seorang penyanyi ternama mau menyanyikan lagunya.
Sang penyanyi pun naik ke panggung, dan mulai menyanyikan lagunya. Lagunya sangat indah, sehingga para penonton menitikkan air mata bahkan sebelum lagu itu selesai. Pierre pun tertegun dan sangat kagum. Ia takut kalau-kalau ia harus bangun karena ini hanyalah sebuah mimpi. Tapi ini semua bukan mimpi. Ini kenyataan.
Di hari berikutnya, sang penyanyi mengunjungi Pierre dan ibunya di rumah. Ia pun membawa sebuah kabar gembira untuk mereka. “Anak ibu telah memberi ibu keberuntungan. Tadi pagi, seseorang menawar untuk membeli lagu karangan anak ibu sebanyak 300 poundsterling. Dan setelah ia mendapat jumlah tertentu untuk penjualan lagu itu, Pierre akan mendapat royalti. Ibu harus bersyukur mempunyai anak seperti Pierre.” Pierre dan ibunya pun terharu, dan langsung bersyukur pada Tuhan yang selalu ada dan selalu menolong mereka di setiap keadaan, senang maupun susah.
Setelah kejadian itu, tahun-tahun pun berlalu. Pierre tak pernah melupakan orang yang telah berbuat baik padanya. Ketika sang penyanyi telah berbaring tak berdaya di tempat tidurnya, seseorang yang selalu merawat dan menghiburnya di saat-saat terakhir tak lain adalah Pierre sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar