Jaman dahulu ada seorang perempuan yang mudah sekali terpancing amarah karena urusan sepele sekalipun. Dia menyadari kekurangannya ini, maka dia mengunjungi vihara dimana dia berharap bertemu dengan bhiksu kepala untuk mendapatkan siraman rohani , siapa tahu tabiatnya akan menjadi lebih baik.!
Bhiksu setelah mendengarkan penuturannya, tanpa sepatah kata menggiringnya ke dalam sebuah ruang perenungan. Dengan meninggalkan sendiri wanita itu dalam ruang, bhiksu menguncinya dari luar!
Itu sama sekali diluar dugaan wanita itu, dengan cepat meledaklah amarahnya ! Sambil berjingkrak-jingkrak dia mengomel keras. Setelah lelah mengomel, wanita itu mulai merengek-rengek, namun bhiksu itu sama sekali tidak menghiraukannya ! Wanita itu akhirnya diam.
Tidak lama kemudian bhiksu itu kembali ke depan pintu dan bertanya : " Apa kamu masih marah ? "
Perempuan itu menjawab : " Saya hanya marah pada diri saya sendiri, kok begitu bodoh datang kesini untuk menjalani hukuman ini ! "
" Orang yang bahkan dirinya sendiri saja tidak bisa memaafkan, mana bisa hatinya sejuk bagaikan air tenang ? " Bhiksu itu berlalu pergi sambil mengayunkan jubahnya.
Sesaat kemudian bhiksu kembali lagi dan bertanya : " Masih marah ? "
" Tidak. " jawab perempuan itu.
"Mengapa ? "
" Marah juga tidak ada gunanya ! "
" Kalau begitu, amarahmu sebenarnya masih belum hilang, karena masih di tekan dan tersimpan dalam hati. Bila nanti meledak akan jauh lebih dahsyat lagi ."
Lewat beberapa saat, bhiksu itu datang kembali untuk ke tiga kalinya. Wanita itu menyambutnya sambil memberitahukan : " Saya tidak marah lagi karena tidak patut marah ! "
" Masih tahu patut dan tidak patut, dalam hatimu masih terlihat adanya pertimbangan-pertimbangan. Kamu masih menyimpan akar amarah ! " Bhiksu itu menjawab sambil tertawa.
Ketika matahari senja menyinari bhiksu yang berdiri didepan pintu, wanita itu bertanya lagi : " Guru Besar, apa itu amarah ? "
Bhiksu itu menjawab dengan perlahan-lahan menumpahkan air teh dari gelas yang dipegangnya keatas tanah. Perempuan itu memandangi adegan itu cukup lama................ tiba-tiba dia mengerti apa yang hendak disampaikan sang guru kepadanya. Kemudian dia pamit dan pulang.
Buat apa susah-susah mau marah-marah ? Amarah itu "benda" yang dibuang dan dilemparkan orang lain untuk kita, yang kita terima dan telan membuat kita kesal marah mau muntah ! Namun bila kita abaikan dan campakkan, "benda " itu dengan sendirinya akan terbang buyar hilang.
Marah-marah adalah perbuatan bodoh karena menimpakan kesalahan orang lain untuk menghukum diri kita sendiri ! Kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup ini begitu melimpah ruah untuk dinikmati, buat apa buang-buang waktu untuk marah-marah !
Menjadi orang baik sebenarnya cukup mudah, memiliki hati gembira sebenarnya juga sangat sederhana ! Barangkali 3 kunci dibawah ini dapat membantu :
( 1 ) Jangan menghukum diri sendiri dengan kesalahan yang dibuat sendiri !
( 2 ) Jangan menghukum orang lain dengan kesalahan kita !
( 3 ) Jangan menghukum diri sendiri dengan kesalahan yang diperbuat orang lain !
Kiranya ke 3 bisikan hati yang sangat polos ini, boleh kita jadikan kunci membuka kebahagiaan hidup !
Sumber: http://www.facebook.com/setitikembuninspirasi
Bhiksu setelah mendengarkan penuturannya, tanpa sepatah kata menggiringnya ke dalam sebuah ruang perenungan. Dengan meninggalkan sendiri wanita itu dalam ruang, bhiksu menguncinya dari luar!
Itu sama sekali diluar dugaan wanita itu, dengan cepat meledaklah amarahnya ! Sambil berjingkrak-jingkrak dia mengomel keras. Setelah lelah mengomel, wanita itu mulai merengek-rengek, namun bhiksu itu sama sekali tidak menghiraukannya ! Wanita itu akhirnya diam.
Tidak lama kemudian bhiksu itu kembali ke depan pintu dan bertanya : " Apa kamu masih marah ? "
Perempuan itu menjawab : " Saya hanya marah pada diri saya sendiri, kok begitu bodoh datang kesini untuk menjalani hukuman ini ! "
" Orang yang bahkan dirinya sendiri saja tidak bisa memaafkan, mana bisa hatinya sejuk bagaikan air tenang ? " Bhiksu itu berlalu pergi sambil mengayunkan jubahnya.
Sesaat kemudian bhiksu kembali lagi dan bertanya : " Masih marah ? "
" Tidak. " jawab perempuan itu.
"Mengapa ? "
" Marah juga tidak ada gunanya ! "
" Kalau begitu, amarahmu sebenarnya masih belum hilang, karena masih di tekan dan tersimpan dalam hati. Bila nanti meledak akan jauh lebih dahsyat lagi ."
Lewat beberapa saat, bhiksu itu datang kembali untuk ke tiga kalinya. Wanita itu menyambutnya sambil memberitahukan : " Saya tidak marah lagi karena tidak patut marah ! "
" Masih tahu patut dan tidak patut, dalam hatimu masih terlihat adanya pertimbangan-pertimbangan. Kamu masih menyimpan akar amarah ! " Bhiksu itu menjawab sambil tertawa.
Ketika matahari senja menyinari bhiksu yang berdiri didepan pintu, wanita itu bertanya lagi : " Guru Besar, apa itu amarah ? "
Bhiksu itu menjawab dengan perlahan-lahan menumpahkan air teh dari gelas yang dipegangnya keatas tanah. Perempuan itu memandangi adegan itu cukup lama................ tiba-tiba dia mengerti apa yang hendak disampaikan sang guru kepadanya. Kemudian dia pamit dan pulang.
Buat apa susah-susah mau marah-marah ? Amarah itu "benda" yang dibuang dan dilemparkan orang lain untuk kita, yang kita terima dan telan membuat kita kesal marah mau muntah ! Namun bila kita abaikan dan campakkan, "benda " itu dengan sendirinya akan terbang buyar hilang.
Marah-marah adalah perbuatan bodoh karena menimpakan kesalahan orang lain untuk menghukum diri kita sendiri ! Kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup ini begitu melimpah ruah untuk dinikmati, buat apa buang-buang waktu untuk marah-marah !
Menjadi orang baik sebenarnya cukup mudah, memiliki hati gembira sebenarnya juga sangat sederhana ! Barangkali 3 kunci dibawah ini dapat membantu :
( 1 ) Jangan menghukum diri sendiri dengan kesalahan yang dibuat sendiri !
( 2 ) Jangan menghukum orang lain dengan kesalahan kita !
( 3 ) Jangan menghukum diri sendiri dengan kesalahan yang diperbuat orang lain !
Kiranya ke 3 bisikan hati yang sangat polos ini, boleh kita jadikan kunci membuka kebahagiaan hidup !
Sumber: http://www.facebook.com/setitikembuninspirasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar