Rabu, 01 September 2010

Pesan Sang Ayah

Cerita ini mengisahkan kehidupan dua orang kakak beradik. Ketika ayahnya meninggal, sebelumnya telah berpesan dua hal, pertama, jangan menagih utang kepada orang yang berutang kepadamu. Kedua, jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu terus berjalan. Dan, kenyataan yang terjadi bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal, anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka. Anak yang bungsu menjawab, "Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih utang kepada orang yang berutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berutang kepadaku tidak membayar, sementara aku tidak boleh menagih. Ayah juga berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya, saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku bertambah banyak."

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, ibu pun bertanya hal yang sama. Anak sulung menjawab, "Ini semua adalah karena saya menaati pesan ayah. Karena ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berutang kepada saya, maka saya tidak mengutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut. Ayah berpesan supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Akibatnya, toko saya buka sebelum toko lain buka dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup. Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris karena mempunyai jam kerja lebih lama.

***

Kisah di atas menunjukkan sebuah kalimat ditanggapi dengan persepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positif attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan yang membuat kita sukses. Tetapi, kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita. Pilihan ada di tangan kita. Berusahalah melakukan hal biasa yang dikerjakan dengan cara yang luar biasa.

Sumber : Buku 'Surat dari Sang Maha Pencipta' oleh Vanny Chrisma W.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar